Tempat Wisata Paling Indah di Sumatra Barat (Indonesia)

Pantai Aia Manih

Sekitar 4 Km di Selatan Kota Padang, Berupa perkampungan nelayan dengan pantai yang indah. Disinilah desa tempat terjadinya legenda Malin Kundang. Bagian batu-batu pantai Aia Manih ada yang menyerupai bekas sebuah kapal. Inilah yang dilegendakan sebagai Kapal Malin Kundang yang telah menjadi batu

Taman Siti Nurbaya

Lokasinya di Gunung Padang, di seberang Muara Batang Arau, Padang. Disebut Taman Siti Nurbaya karena dilereng gunung itu terdapat setumpukan batu yang dianggap sebagai kuburan Siti Nurbaya dengan kekasihnya Syamsul Bahri. Dari sini dapat disaksikan keindahan kota Padang dengan bangunan bergonjong

Pantai Bungus

Sebuah teluk yang tenang, 20 Km diselatan Padang dengan pemandangan alam yang indah dan pantai yang bersih. Baik untuk rekreasi laut seperti berenang, memancing, bersampan atau hanya sekedar menikmati pemandangan saat perahu nelayan berangkat ke laut di sore hari. Dari Pantai Bungus atau Pelabuhan Muara Padang dapat disewa perahu bermotor menuju pulau terdekat seperti ke Sikuai Resort, Sirandah, Pagang dan Persumpahan

Kepulauan Mentawai

Terdiri dari 4 pulau besar yaitu Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan. Budaya asli dan unik masih ditemui dikawasan ini, terutama di daerah pedalaman dimana masyarakatnya masih hidup bersahaja. Di pulau Siberut terdapat cagar alam, tempat hidup berbagaisatwa langka yang tak terdapat di bagian dunia lain seperti simpai Mentawai, siamang kerdil dan kera endemik Mentawai. Ombaknya sunggu menantang untuk olah raga selancar (surfing).

Museum Puti Bungsu

Dibangun tahun 1935 dengan bentuk rumah gadang asli Minangkabau aliran Koto Piliang, berdasarkan bentuk yang ada di kenagarian Kubang Putih, Banuhampu yang sudah lama rubuh. Museum ini terletak di komplek kebun binatang dan digunakan sebagai museum kebudayaan Minangkabau.

Gedung Negara Bung Hatta

Dulu bernama Gedung Negara Tri Arga. Gedung ini mempunyai latar belakang sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia

Benteng Fort De Kock

Dibangun dipuncak sebuak bukit di Bukittinggi tahun 1825, pada waktu terjadi perlawanan rakyat yang dipimpin Tuanku Imam Bonjol dan Hariamau Nan Salaban. Parit pertahanan Belanda dan meriam kuno masih dapat dilihat diseputar benteng.

Benteng Van Der Capelien

Benteng pertahanan Belanda masa Perang Padri (1821-1837) terletak ditengah Kota Batusangkar, kini juga sebagai markas Kepolisian.

Lubang Japang

Sebuah terowongan yang panjangnya ratusan meter dan berbelok belok, sekitar 2 meter dibawah permukaan tanah Kota Bukittinggi. Dibuat oleh tentara Jepang saat Perang Dunia II. Ditempat-tempat tertentu dalam terowongan terdapat kamar-kamar. Mulut terowongan ada di beberapa tempat, antaranya di dinding Ngarai Sianok, di Panorama di samping gedung Bung Hatta, di kebun binatang dll.

Ngarai Sianok

Terletak di sisi kota Bukittinggi, memanjang hampir 15 Km. Ngarai Sianok merupakan lembah subur dan hijau dengan tebing curam berketinggian antara 100-150 m. Didasarnya mengalir sungai berliku-liku. Mengayun langkah di jalan

setapak dilembah ini merupakan rekreasi menarik. Bila perjalanan dilanjutkan ke seberang ngarai, pengujung akan sampai di Kota Gadang atau Sianok.

Ngalau Kamang

Ngalau (gua) Kamang merupakan gua stalagtit dan stalagmit yang indah, terletak di Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, 14 Km dari Kota Bukittinggi. Ngalau berada disenuah bukit kapur dengan panjang sekitar 1.500 meter

Puncak Lawang

Merupakan puncak sebuah bukit di daerah Lawang, 27 Km arah barat Bukittinggi. Disamping tempat rekreasi dengan panorama alam yang menakjubkan, daerah ini terkenal dengan sebagai penghasil gula merah dan kampil yang terkenal dengan kampil Matur. Pembuatan gula itu, secara tradisional maupun modern dapat disaksikan langsung oleh siapapun yang berkunjung.

Danau Maninjau

Danau ini terkenal karena keindahan alam dan kesuburan tanahnya, merupakan danau alami yang dulunya berupa kaldera gunung berapi. Jalan menuju danau ini dari Bukittinggi yang disebut Kelok 44 sangat terkenal karena mempunyai belokan, tanjakan maupun turunan sangat tajam diantaranya nyaris 180 derajat.

Danau Singkarak

Dipinggirnya berliku-liku jalan raya yang menghubungkan Batusangkar dengan Solok, merupakan tempat rekreasi sangat polpuler. Disekitar danau terdapat fasilitas penginapan serta olahraga air seperti motorboat dan ski air. Ikan khas yang dihasilkan nelayan setempat terkenal dengan nama ikan bilih.

Danau Diatas Dibawah

Dikenal dengan sebutan Danau Kembar karena berdampingan dalam jarak sekita 1 Km, terletak di perjalanan menuju Alahan Panjang, 47 Km dari Solok. Kedua danau kembar berada pada ketinggian yang berbeda sehingga dinamakan Danau Diatas dan Danau Dibawah. Selain untuk rekreasi, tempat ini cocok untuk berkemah, lintas alam dan mendaki gunung

Koto Gadang

Terletak sebelah Barat Kota Bukittinggi. Nagati ini terkenal dengan kerajinan perak. Dari kenagarian ini pula banyak berasal tokoh-tokoh republik yang sangat berjasa itu seperi H. Agus Salim, Muhammad Hatta, Emil Salim dll

Batu Batikam

Di Limo Kaum, menurut tuturan tambo (lengenda sejarah Minangkabau) merupakan batu yang ditikam sebagai petanda kesepakatan Datu Parapatiah Nan Sabatang dengan Datuk Katumanggungan, dua orang datuk yang dianggap sebagai penyusun dasar adat Minangkabau

Batu Basurek

Di Limo Kaum, memuat inskripsi dalam huruf Palawa dengan bahasa Sansekerta, yang menyatakan bahwa Aditiawarman adalah Raja Diraja di Kinikamedinindra (pulau emas) tahun 1347 Batu Basurek di Pagaruyung ditulis tahun 1347, Batu/Banda Bapahek di Saruaso dan beberapa batu bersurat lainnya yang semuanya merupakan peniggalan masa Aditiawarman.

Ustano Pagaruyung

Merupakan perkuburan raja-raja Pagaruyung. Didekat tempat terdapat pula sebuah batu yang disebut batu pancar matoari sebagai lambang Aditiawarman (aditya = matahari). Konon dibatu ini pula Aditiawarman menemui ajalnya setelah dipancung dalam sebuah pertempuran. Ustano Pagaruyung di Padang Siminyak merupakan bangunan baru yang dibangun untuk mencerminkan bahwa satusan tahun lalu di daerah itu terdapat sebuah kerajaan. Ustano/Rumah Gadang Silinduang Bulan di Balai Janggo Pagaruyung. Merupakan bangunan baru yang dibangun sebagai pengganti istana yang terbakar puluhan tahun sebelumnya. Disini tersimpan benda-benda peninggalan serta silsilah raja-raja kerajaan Pagaruyung hingga keturunannya sekarang.

Balairung Sari

Juga dipusat kota Batusangkar, berbentuk rumah adat Miangkabau, sudah berusia 200 tahun. Silungkang Sebuah kota kecil yang termasuk wilayah Kotamadya Sawahlunto terkenal dengan tenunan songketnya, kerajinan tradisional dengan mutu dan motif khas daerah ini. Selain itu, daerah ini juga terkenal dengan kerajinan alat-alat rumah tangga seperti sapu ijuk, sapu lidi dll. Belakangan ini juga terkenal sebagai daerah penghasil suiseki (batu alam berwarna warni yang digunakan sebagai hiasan)

Lembah Anai

Adalah sebuah lembah disela pegunungan dengan hutan tropis yang lebat, terletak diperbatasan antara Kabupaten Padang Pariaman dengan Tanah Datar (Padang Panjang), ditengah perjalanan antara Padang dengan Bukittinggi. Daerah seputarnya merupakan cagar alam dengan hutan lebat yang sangat mengesankan. Dibawahnya mengalir Batang Anai dengan kebeningan dan keheningan airnya. Disisi lain terdapat air terjun setinggi 40 meter, lapangan golf dan Anai Resort

Pandai Sikek

Nagari ini terkenal sebagai daerah kerajinan ukiran kayu dan tenunan kain songket. Mutu dan motif hasil karya penduduk setempat cukup terkenal tidak hanya di Sumatera Barat tetapi juga di luar negeri. Hampir setiap rumah di daerah ini mempunyai alat tenun yang masih tradisional.

Tugu Khatulistiwa Bonjol

Sebuah tugu yang menandai garis lintas khatulistiwa, terletak di pinggir jalan raya ke arah Sumatera Utara. Tugu dan daerah sekitarnya kini dijadikan Taman Khatulistiwa

Rimbo Panti

Cagar alam Rimbo Panti juga merupakan hutan perawan, dimana hidup berbagai binatang liar seperti harimau (jenis harimau Sumatera ini disebut harimau panti), macan tutul, tapir, rusa, kambing h utan, berbagai monyet, burung-burung dan sebagainya. Didaerah ini juga terdapat kawah dengan magma menggelegak yang menyebabkan air disekitarnya selalu panas.

Tabuik Pariaman

Pesta tabuk diadakan setiap tahun tanggal 1 hingga 10 Muharram di Pariaman, 60 Km dari Padang. Inti sebuah tabuik adalah seekor buraq (kuda sembrani) berkepala wanita cantik yang dianggap telah membawa arwah Hasan dan Hosen cucu Nabi Muhammad s.a.w ke surga. Dua buah tabuik diarak dan di hoyak keliling kota diiringi keriuhan gandang tasa. Kala matahari terbenam tanggal 10 muharam tabuik pun dibuang kelaut lepas.

Menhir Maek

Kenagarian Maek (Mahat) terletak di Kecamatan Suliki Gunung Mas, 165 Km dari Padang, 45 Km di utara Payakumbuh. Disini terdapat ditus menhir terbesar di Indonesia. Di situs Koto Tinggi dan Bawah Parik, berbanjar di padang terbuka,satu arah ke tenggara (kearah Gunung Sago di Kecamatan Luhak), masing-masing terdapat lebih 300 batu tagak (menhir). Merupakan peninggalan budaya megalit Minangkabau sejak masa Neolithicum (Zaman Batu Baru), sekitar lebih 2.500 tahun berlalu. Di Koto Tinggi, batu tagak itu terletak di padang terbuka di puncak sebuah bukit. Sekeliling perbukitan melingkung penuh, diatasnya cakrawala terbuka dengan langit penuh memayungi. Dari pasar Maek, pemandangan spektakuler padang menhir itu sudah dapat dilihat. Diterpa cahaya mentari sore, batu-batu purba itu terlihat berkilat-kilat. Selain batu tagak, di desa Koto Gadang dan Ampang Gadang juga terdapat bekas balai-balai batu (batur pemujaan)

Talempong Batu Talang

Dapat ditemui di Kenagarian Talang Anau, kecamatan Gunung Mas, merupakan jenis batu dolmen yang juga peninggalan tradisi megalit. Terdiri dari sekelompok batu yang bila dipukul dapat mengeluarkan irama seperti nada talempong (alat kesenian tradisional Minangkabau).

Tugu PDRI Koto Tinggi

Di Kenagarian Koto Tinggi, Kecamatan Suliki Gunung Mas, 40 Km di Utara Payakumbuh. Disinilah berdiri menumen perjuangan mengenang Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) mata rantai tak perpisahkan dari perjuangan menegakkan kemerdekaan RI. Setelah aksi militer kedua Belanda pada 22 Desember 1948, pucuk pimpinan RI

ditangkapi. Presiden Sukarno memberikan mandat kepada Mr. Amir Syarifuddin Prawiranegara untuk membentuk PDRI. Menteri kemakmuran dalam kabinet Hatta itu yang sedang berada di Bukittinggi, segera melaksanakan tugas. Pemerintahan PDRI berpindah pidah dari Bukittinggi, Alaban terus ke Koto Tinggi untuk menghindari serangan Belanda. Koto Tinggi lebih dikenal karena di negeri inilah aktivitas PDRI banyak dilakukan, menggunakan pemancar radio mini milik AURI untuk komunikasi dengan komando Jawa dan luar negeri. Pemerintah darurat itu berakhir 4 Juli 1949.

Museum Arkeologi Balibuih

Negeri Balubuih di Kecamatan Guguk, 134 km dari Padang, 10 Km dari Payakumbuh. Disini terdapat museum kepurbakalaan (site museum) sebagai pusat informasi peninggalan megalit di Kabupaten 50 Kota. Di Kecamatan Guguk sendiri terdapat hampir 70 situs diareal yang hanya seluas 206 km persegi, sebagian besar mengelompk di Talago dan pinggi batang Balubuih. Selain batu tagak, beberapa temuan purbakala lainnya dapat ditemukan disini, antara lain kapak batu, beliung batu, kapa genggam, manik-manik serta pecahan tembikar.

Pacu Itiak

Merupakan olah unik masyarakat 50 Koto, terdapat disekitar kota Payakumbuh, tepatnya di Luhak, Payakumbuh Timur dan Payakumbuh Barat. Untuk dapat dilombakan dalam arena pacu, itik-itik tersebut terlebih dahulu dilatih agar dapat terbang dari garis star hingga garis finish. Melihat itik berpacu, jelas merupakan tontonan sangat menarik. Biasanya diadakan bulan Juli, Agustus dan September setiap tahun.

Rumah Gadang Koto Nan IV

Dikanagian Koto Nan 4, Payakumbuh terdapat rumah gadang yang diperkirakan sudah berusia 250 tahun. Memiliki anjung peranginan, diduga merupakan salah satu dari sedikit rumah baanjuang masa lalu yang masih tersisa di Sumatera Barat. Termasuk jenis Situnjau Lauik dari alirak Koto Piliang. Di dalamnya masih tersimpan peninggalan peninggalan bersejarah.

Lembah Harau

Berjarak 15 km dari Payakumbuh, berupa sebuah lembah yang dikelilingi batu curam dengan ketinggian 100 – 150 meter. Selain air terjun (disebut sarasah) dengan telaga yang indah, daerah ini merupakan cagar alam dimana hidup berbagai binatang liar seperti harimau, babi hutan, kambing hutan, tapir, siamang serta berbagai jenis burung yang masih bebas menjelajah alamnya.

Ngalau Indah

Berupa gua di lereng gunung. Pintu masuk gua ini berada dekat jalan raya Bukittinggi-Payakumbuh. Dekat pintu masuk ini terdapat sebuah batu mirip gajah. Di dalam gua bertakhta ribuan kelelawar yang nyaris tak terlihat bila kita berada di sana. Keberadaan mereka hanya terdengar dari cicit suara dan ketika ada yang terbang melintas di atas kepala kita. Udara di dalamnya terasa basah dan menyejukkan memberikan kesegaran setelah didera panas di bagian luar.

Rumah Gadang Sei.Baringin

Di Sungai Beringin, Kecamatan Payakumbuh. Bangunan baru yang tetap mempertahankan keterampilan tangan anak nagari saat pembuatannya. Setiap jengkal bangunan dipenuhi ukiran. Ditempat ini dapat dinikmati “Kincia Aia” (kincir penumbuk padi memanfaatkan sistem irigasi tradisional), Pondok Karajo (dimana dapat dilihat hasil kerajinan tradisional seperti apa besi, tenunan songket, makanan tradisional, kerajinan perak dll), Mairiang Marapulai Jo Anak Daro (prosesi pernikahan), Balantuang Kaniang (bagian prosesi pernikahan), Makan Bajamba (makan bersama model Minangkabau) dan tari serta nyanyi tradisional. Setiap hari pengunjung disuguhi carano pasambahan, aia niro (minuman selamat datang) dan atraksi baruak panjek karambia (baruak memetik kelapa sebagaimana diperintah tuannya) serta pacu itik (lomba itik terbang).